KHUTBAH JUM’AT: HASIL DIDIKAN RAMADHAN







KHUTBAH JUM’AT
1 SYAKWAL 1439 H

HASIL DIDIKAN RAMADHAN



Dr. Apdoludin, S.Pd.I., MPd.I
Kunjungi tulisan-tulisan bermanfaat di http://apdoludin.blogspot.co.id/




KHUTBAH JUM’AT
1 SYAKWAL 1439 H

HASIL DIDIKAN RAMADHAN

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

اَلْحَمْدُ للهِ عَلَى نِعَمِهِ فِى شَهْرِ شَوَّالِ الْكَرِيْمِ اَلْمُنْعِمِ عَلَى مَنْ أَطَاعَهُ وَأَتْبَعَ رِضَاهُ. أَلْمُنْـتَقِمِ مِمَّنْ خَالَفَهُ وَاَتْبَعَ هَوَاهُ. الَّذِى يَعْلَمُ مَااَظْهَرَهُ الْعَبْدُ وَمَا اَخْفَاهُ. اَلْمُتَكَفِّلِ بِأَرْزَاقِ عِبَادِهِ فَلاَ يَتْرُكُ اَحَدًا مِنْهُمْ وَلاَ يَنْسَاهُمْ. اَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى حَمْدًا كَثِيْرًا اِذْلاَ يَسْتَحِقُّ الْحَمْدَ إلاَّ اِيَّاهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَا بِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. اَمَّا بَعْدُ: اُوصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللهِ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Jamaah shalat jum’at rohimakumullah
Pada kesempatan yang mulia ini tidak lupa saya berpesan kepada kita sekalian. Marilah kita tetap dan selalu berusaha meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT, dengan cara melaksanakan semua perintahnya dan menjauhi larangannya, terlebih lagi setelah kita melaksanakan ibadah puasa selama bulan Ramadhan. Dimana inti tujuannya adalah membentuk manusia yang bertaqwah.
Ramadhan 1439 H. Telah meninggalkan kita. Tidak ada kepastian apakah ditahun mendatang kita masih bisa berjumpa denganya, menggapai keutamaan-keutamaannya, memenuhi nuansa ibadah yang dibawanya, ataukah justru Allah telah memanggil kita. Kita juga tidak pernah tahu dan tidak pernah mendapat kepastian apakah ibadah-ibadah kita selama bulan ramadhan diterimah oleh allah swt atau tidak. Dua hal yang belum pasti inilah yang membuat sebagian besar ulama terdahulu berdoa selama enam bulan sejak syawal hingga rabiul awal agar ibadahnya selama bulan ramadhan diterimah, lalu dari rabiul awal hingga sya’ban berdoa agar dipertemukan dengan bulan ramadhan berikutnya.
Hari ini tepatnya 1 Syakwal 1439 H. Dimana sama-sama kita ketahui sejak terbenamnya bulan Ramadhan 1439 H. Sejak tadi malam, umat Islam sepenjuru dunia mengumandangkan suara takbir, tahlil dan tahmid untuk mengagungkan asma Allah dipermukaan bumi ini. Artinya Allah sudah memberikan kesempatan hidup untuk merayakan hari raya ‘idul fitri, sehingga dalam kesedihan mendalam kita harus berpisah dengan Ramadhan tahun ini, diantara kita mungkin ada yang belum memanfaatkan Ramadhan dengan baik, shalat fardhu yang masih bolong, puasa Ramadhan yang masih belum sempurna, amal ibadah yang masih sedikit, peduli sesama yang masih kurang, disisi lain maksiat masih istiqomah dilakukan, larangan dan perintah Allah tidak dihiraukan, akankah kita masih dipercayai untuk hidup hingga Ramadhan mendatang untuk memperbaiki semua kekurangan yang telah dilakukan? Wallahu a’lam.
Walaupun begitu banyak kekurangan dan kesalahan sebagai muslim tentu tidak boleh berputus asa dari Rahmat Allah. Hal tersebut sesuai dengan Firman Allah swt dalam Quran surat Yusuf ayat 87 berikut ini:
ولا تيأسوا من روح الله إنه لا ييأس من روح الله إلا القوم الكافرون
Artinya: dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir” (Yusuf : 87)
Ayat di atas memberikan motivasi kepada kita semuanya agar memperbaiki diri, memperbaiki hubungan sesama manusia maupun hubungan kita kepada Allah swt, dengan meningkatkan kepedulian sesama, menjalin silaturahmi yang telah terputus serta meningkatkan kualitas ibadah kepada sang pencipta yang maha segalanya (Allah swt). Ayat ini melarang kita berputus asa karena Ramadhan yang telah berlalu belum mampu kita jalankan dengan baik. Namun penting bagi kita berdo’a dan menanamkan tekat yang kuat untuk memperbaiki segala kekurangan jika allah masih mempercayai kita hidup di bulan Ramadhan berikutnya serta menerapkan didikan Ramadhan pada kehidupan mendatang.
Pada hari yang mulia ini i’idul fitri 1439 H bertepatan dengan hari jum’at penghulu dari segala hari adalah kesempatan baik untuk saling memaafkan, saling peduli, saling berbagi, memperbaiki hubungan antara manusia terlebih hubungan kepada Allah swt dengan harapan semoga Allah menjadikan kita semua sebagai pemenang sejati pada hari yang fitri ini. Jika kita ingin kembali kepada kesucian secara hakiki, maka kita harus mampu menjadikan momen-momen Ramadhan yang telah berlalu sebagai sebuah I’tibar atau pelajaran berharga untuk menjalani kehidupan kedepan, Jika setelah Ramadhan kita dapat meningkatkan kualitas hidup kita lebih baik secara Agama dan Sosial dibandingkan tahun lalu, maka inilah indikasi ramadhan sukses dan berkah. Namun jika sebaliknya justru menjadi lebih buruk dibanding sebelum ramadhan, maka keberkahan Ramadhan belum kita peroleh.
Ada sebuah perkataan yang disimpulkan oleh Ibnu Rajab Al-Hambali dalam Lathaif Al-Ma’arif dan  Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya, Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim dari tafsir surat Al-Lail, juga kaedah ini disampaikan oleh ulama lainnya. Mereka berkata,
إِنَّ مِنْ ثَوَابِ الحَسَنَةِ الحَسَنَةَ بَعْدَهَا، وَإِنَّ مِنْ جَزَاءِ السَّيِّئَةِ السَّيِّئَةَ بَعْدَهَا
Artinya: Sesungguhnya di antara balasan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya. Dan di antara balasan dari amalan kejelekan adalah kejelekan selanjutnya.
Berarti tanda suatu amalan itu diterima adalah kalau dilanjutkan dengan kebaikan selanjutnya dan tanda suatu amalan tidak diterima adalah jika dilanjutkan dengan kejelekan selanjutnya. Puasa dibulan Ramadhan hendaknya dapat menyadarkan diri kita untuk apa kita diciptakan oleh Allah swt sebagaimana firmannya didalam surat at tin ayat 4 berikut ini:
لقد خلقنا الإنسان في أحسن تقويم
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Q.S. at tin ayat 4)"
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah swt telah memberikan kemuliaan yang tidak terhingga kepada manusia, bahkan manusia bisa lebih mulia daripada malikat, hal ini dibuktikan oleh Rasulullah s.a.w sebagai makhluk yang paling mulia. Kemuliaan tersebut bisa diperoleh oleh setiap manusia apabila Al Quran dan Al Hadits dijadikan sebagai pedoman dalam kehidupan. Fenomena yang terjadi saat ini, tidak sedikit dari manusia yang menghina diri mereka sendiri dengan melakukan kecurangan, kezholiman, kemaksiatan, penipuan, pembunuhan karakter dan menanamkan kejahatan sebagai perbuatan yang perlu dibanggakan untuk meraih tujuan dan kemegahan diri, serta menanamkan anggapan kebaikan adalah hal yang kuno sehingga tidak relevan lagi dengan perkembangan zaman dewasa ini. Mengapa ini bisa terjadi jawabannya adalah karena manusia tiadak menyadari bahwa tujuan dari kejadian manusia adalah untuk beribadah kepada Allah swt.
Untuk mewujudkan manusia yang mulia dihadapan Allah swt, maka momen ‘idul fitri adalah salah satu momen terbaik untuk meningkatkan kepedulian terhadap kaum dhu’afa, fakir dan miskin janda-janda tua, anak yatim dan piatu. setelah menunaikan shalat jum’at belum terlambat bagi kita untuk berkunjung dan membantu mereka dengan memberikan makanan, kue yang kita makan dirumah dan menyisihkan sedikit rejeki yang Allah berikan kepada kita, mungkin bagi kita itu tidak terlalu berarti tapi bagi mereka sangatlah berarti. Andaikan setiap kita yang mempunyai kelapangan melakukan hal yang sama tentulah tidak ada lagi diantara mereka yang kelaparan dan memakai baju yang tidak layak pakai dihari nan fitri ini. Dengan demikian mudah-mudahan Allah jadikan salah satu penyebab atau jalan menuju yang mulia disisi manusia terlebih disisi Allah swt dalam rangka mencapai puncak keridhaannya.

Jamaah shalat jum’at rohimakumullah
Allah memang memberikan pilihan kepada manusia untuk melakukan kebaikan atau kejahatan, namun setiap kebaikan akan dibalas dengan kebaikan dan kejahatan akan dibalas dengan kejahatan. Artinya silakan lakukan apa yang anda inginkan namun ingat tempat kembalimu adalah kepada Allah untuk mempertanggung jawabkan apa yang telah dilakukan. Allah swt memberikan akal dan ilmu kepada manusia agar manusia itu sendiri dapat memposisikan diri sesuai dengan yang diinginkan oleh Allah swt. Manusia dijadiakan dalam sebaik-baik kejadian dan semulia-mulia ciptaan namun disisi lain manusia berpotensi menjadi lebih hina dari binatang apa bila mereka tidak cerdas dalam menggunakan apa yang Allah berikan kepadanya. Hal tersebut dijelaskan dalam Q.S Al A'raf 179
ولقد ذرأنا لجهنم كثيرا من الجن والإنس لهم قلوب لا يفقهون بها ولهم أعين لا يبصرون بها ولهم آذان لا يسمعون بها أولئك كالأنعام بل هم أضل أولئك هم الغافلون.
Artinya: Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai (Q.S Al A'raf 179)
Ayat di atas memberikan pelajaran berharga bagi manusia agar tidak melupakan tujuan dari kejadiannya, sehingga dapat memposisikan diri sebagai makhluk yang lebih mulia dari malikat atau menjadi makhluk yang lebih hina dari binatang. Selain hal di atas ayat ini menjelaskan bagaimana ancaman atau tempat bagi manusia yang tidak menggunakan pemberian berupa hati, mata, dan telinga terhadap hal-hal yang tidak diridhai oleh Allah swt.
Amal-amal yang telah kita biasakan di bulan Ramadhan, hendaknya tetap dipertahankan selama bulan Syawal dan bulan-bulan berikutnya. Tilawah kita yang setiap hari. Shalat malam yang sebelumnya kita selalu melaksanakan tarawih, di bulan Syawal ini hendaknya kita tidak meninggalkan shalat tahajud dan witirnya. Infaq dan shadaqah yang telah kita lakukan juga kita pertahankan. Demikian pula nilai-nilai keimanan yang tumbuh kuat di bulan Ramadhan. kita tak takut lapar dan sakit karena kita bergantung pada Allah selama puasa Ramadhan. Kita tidak memerlukan pengawasan siapapun untuk memastikan puasa kita berlangsung tanpa adanya hal yang membatalkan sebab kita yakin akan pengawasan Allah (ma’iyatullah). Kita juga dibiasakan berlaku ikhlas dalam puasa tanpa perlu mengumumkan puasa kita pada siapapun. Nilai keimanan yang meliputi keyakinan, maiyatullah, keikhlasan, dan lainnya ini hendaknya tetap ada dalam bulan Syawal dan semakin meningkat. Rasulullah saw bersabda
إِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ مَا دَامَ وَإِنْ قَلَّ
Artinya: Sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah adalah yang terus menerus (kontinyu) meskipun sedikit (HR. Bukhari dan Muslim)
Demikianlah khutbah yang biasa saya sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga kita istiqomah dan menjadi spirit bagi kita semua untuk lebih meningkatkan mutu ibadah, baik ibadah spiritual maupun ibadah sosial. Kita memohon kepada allah, semoga keberkahan ramadhan terus menyertai kita, meskipun kita telah meninggalkannya. Semoga kita diberikan kekuatan untuk menjadi manusia terhormat dan diberikan kekuatan untuk menjauhi hal-hal yang dapat membuat manusia lebih hina dari bitang. Amin.
جَعَلَنَا اللهُ  وَاِيَّـاكُمْ مِنَ الْفَا ئِزِيْنَ الأَمِنِيْنَ. وَاَدْخَلَنَـا وَاِيَّـاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَـادِهِ الصَّـالِحِـيْنَ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَاَرْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُا الرَّاحِمِيْنَ.

KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ. اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ وَ كَفَرَ. وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ وَ حَبِيْبُهُ وَ خَلِيْلُهُ سَيِّدُ الْإِنْسِ وَ الْبَشَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَ سَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.

 اَمَّا بَعْدُ : فَيَااَ يُّهَاالنَّاسُ !! اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ. وَذَرُوالْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَوَمَابَطَنْ. وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ. وَاعْلَمُوْااَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَفِيْهِ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ. فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاًعَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْاصَلُّوْاعَلَيْهِ وَسَلِّمُوْاتَسْلِيْمًا. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. كَمَاصَلَّيْتَ عَلىَ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ اَلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ. فِالْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌمَجِيْدٌ

اَللّهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِالرَّاشِدِيْنَ الَّذِيْنَ قَضَوْابِالْحَقِّ وَكَانُوْابِهِ يَعْدِلُوْنَ. اَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنِ السِّتَّةِ الْمُتَمِّمِيْنَ لِلْعَشَرَةِ الْكِرَامِ وَعَنْ سَائِرِاَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ وَعَنِ التَّابِعِيْنَ وَتَابِعِى التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ

اَللّهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَاوَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّاالْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالرِّبَا وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ. وَسُوْءَالْفِتَنِ مَاظَهَرَمِنْهَا وَمَابَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا هَذَاخَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِبَلاَدِالْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَااَتِنَافِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَالله اِنَّ اللهَ يَأْمُرُبِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوااللهَ الْعَظِيْمِ وَاشْكُرُوهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُ.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHUTBAH JUM'AT: LIMA KARAKTER ORANG BERTAQWA SEBAGAI HASIL DIDIKAN RAMADHAN

STKIP MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO SOLUSI TERBAIK UNTUK CALON GURU MASA DEPAN