Hukum Sogok Menyogok
Bagaimana pendapat anda tentang SOGOK dan MENYOGOK? pertanyaan dari Buyoung Heroun Lubuk Beringin adakah dalil yang jelas dari Al Quran, Hadits atau pendapat ulama'? pertanyaan dari Al Hifzi
Jawaban dari Apdoludin Syamsuar
Kita mualia dari 1. Al Quran: a. (Al Baqarah 188) “dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu. b. (Al-maidah, 42) “mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram (Seperti uang sogokan dan sebagainya)”. c. (Al-maidah, 44) “Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir”. 2. Al Hadits: “Dari tsauban berkata : Rasulullah saw melaknat orang yang menyuap, yang disuap, dan perantara suapan, yakni orang yang memberikan jalan atas keduanya”, (HR. Ahmad) lihat Yusuf Qardhawi, Halal dan…, hal. 463. b. 3. Pendapat ulama' 1. Ibnu Hajar al ‘Asqolani di dalam kitabnya Fathul Bari: “Risywah atau suap-menyuap yaitu suatu harta yang diberikan untuk membeli kehormatan/ kekuasaan bagi yang memilikinya guna menolong/ melegalkan sesuatu yang sebenarnya tidak halal.” 2. Adapun menurut MUI : suap (risywah) adalah pemberian yang diberikan oleh seorang kepada orang lain (pejabat) dengan maksud meluluskan suatu perbuatan yang batil (tidak benar menurut syariah) atau membatilkan perbuatan yang hak. lihat Depag RI, Himpunan Fatwa MUI, Proyek Sarana dan Prasarana Produk Halal, Jakarta, 2003, h.274. 3. Menurut Abdullah Ibn Abdul Muhsin risywah ialah sesuatu yang diberikan kepada hakim atau orang yang mempunyai wewenang memutuskan sesuatu supaya orang yang memberi mendapatkan kepastian hukum atau mendapatkan keinginannya. lihat: Abdullah Ibn Abdul Muhsin, Suap dalam Pandangan Islam ( judul asli: Jarimah al-Risywah fiy Syari’ah al-Islâmiya), penerjemah: Muchotob Hamzah dan Subakir Saerozi, Jakarta, Gema Insani Press, 2001. Wallahu a'lam.
Jawaban dari Apdoludin Syamsuar
Kita mualia dari 1. Al Quran: a. (Al Baqarah 188) “dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu. b. (Al-maidah, 42) “mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram (Seperti uang sogokan dan sebagainya)”. c. (Al-maidah, 44) “Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir”. 2. Al Hadits: “Dari tsauban berkata : Rasulullah saw melaknat orang yang menyuap, yang disuap, dan perantara suapan, yakni orang yang memberikan jalan atas keduanya”, (HR. Ahmad) lihat Yusuf Qardhawi, Halal dan…, hal. 463. b. 3. Pendapat ulama' 1. Ibnu Hajar al ‘Asqolani di dalam kitabnya Fathul Bari: “Risywah atau suap-menyuap yaitu suatu harta yang diberikan untuk membeli kehormatan/ kekuasaan bagi yang memilikinya guna menolong/ melegalkan sesuatu yang sebenarnya tidak halal.” 2. Adapun menurut MUI : suap (risywah) adalah pemberian yang diberikan oleh seorang kepada orang lain (pejabat) dengan maksud meluluskan suatu perbuatan yang batil (tidak benar menurut syariah) atau membatilkan perbuatan yang hak. lihat Depag RI, Himpunan Fatwa MUI, Proyek Sarana dan Prasarana Produk Halal, Jakarta, 2003, h.274. 3. Menurut Abdullah Ibn Abdul Muhsin risywah ialah sesuatu yang diberikan kepada hakim atau orang yang mempunyai wewenang memutuskan sesuatu supaya orang yang memberi mendapatkan kepastian hukum atau mendapatkan keinginannya. lihat: Abdullah Ibn Abdul Muhsin, Suap dalam Pandangan Islam ( judul asli: Jarimah al-Risywah fiy Syari’ah al-Islâmiya), penerjemah: Muchotob Hamzah dan Subakir Saerozi, Jakarta, Gema Insani Press, 2001. Wallahu a'lam.
Komentar
Posting Komentar