SUMMARY DISERTASI


SUMMARY DISERTASI APDOLUDIN
MODEL DAT UNTUK PEMBELAJARAN KITAB KUNING
DI PESANTREN

I.     LATAR BELAKANG PENELITIAN
Fenomena yang terjadi di pesantren terutama di pesantren Al Hidayah Kecamatan Kota Baru Kota Jambi, adalah sebagai berikut:
1.    Pembelajaran di pesantren berpusat kepada guru
2.    Siswa tidak mampu memecahkan masalah secara mandiri
3.    Siswa tidak mampu berargumen dan menganalisis materi pembelajaran secara mendalam
4.    Siswa tidak mampu menemukan ilmu tersirat padahal di dalam Kitab Kuning terdapat banyak bahasa yang tinggi sehingga diperlukan kemampuan menganalisis konsep secara mendalam baik melalui otak maupun melalui hati.
5.    Siswa pasif dalam belajar, kurang bergairah, tidak mampu memahami konsep yang diajarkan oleh guru.
6.    Guru tidak melengkapi perangkat pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran menjadi kurang sistematis.
Fenomena di atas diperkuat oleh wawancara terhadap guru mata pelajaran, pengelola pesantren dan siswa, bahwa guru membutuhkan model baru untuk pembelajaran Kitab Kuning karena selama ini guru menggunakan model pembelajaran konvensional. Menurut Lie (2002), Suryani, Atmaja, & Natajaya, (2013) guru yang menggunakan model pembelajaran bersifat konvensional dan banyak didominasi oleh guru, akan mengakibatkan keaktifan siswa rendah. Sudarman, Djuniadi & Sutopo (2017), Wayan & Nyoman, (2016) Kemp (1994) & Apdoludin, Wiryotinoyo dan Hadiyanto (2017) mengatakan pendekatan pembelajaran konvensional tidak membuat banyak perubahan dalam belajar. Fietersz dan Saragih (2010) dan Ashtiani, Fathi (2007) pembelajaran konvensional belum mampu mencapai tujuan pendidikan yang maksimal. As’ad, Fitrah & Suratno  (2013) guru diharapkan dapat menciptakan model pembelajaran yang memacu kreativitas sehingga perlu modifikasi dan perubahan. Abidin & Walida (2016) untuk mengatasi hambatan dalam pembelajaran konvensional seperti itu diperlukan pengembangan model pembelajaran yang memperhitungkan perbedaan materi pembelajaran dalam kompetensi siswa, mendukung pembelajaran mandiri mereka, dan untuk memfasilitasi pembelajaran siswa. Melihat uraian tersebut maka pengembangan model pembelajaran untuk pesantren diperlukan.
II.  Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menciptakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan mutu pendidikan di pesantren, menghasilkan lintasan belajar yang maksimal sekaligus memberi kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri serta membantu peserta didik memahami dan menemukan ilmu yang tersirat melalui ilmu yang tersurat untuk meningkatkan keimanan, pengabdian dan ketakwaan peserta didik kepada Allah swt.
III.   Dasar-Dasar Teori
Menurut Gay (1990), Haryati (2012), penelitian pengembangan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan suatu produk yang efektif untuk digunakan sekolah, dan bukan untuk menguji teori. Sedangkan menurut Borg & Gall (1983), Sugiyono (2009), Sukmadinata (2008), Hoge, Tondora, & Marrelli (2005), penelitian dan pengembangan merupakan suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan.
Seels & Richey, (1994), Draganidis, Fotis, Gregoris & Mentzas (2006) Penelitian pengembangan didefinisikan sebagai kajian secara sistematik untuk merancang, mengembangkan, dan mengevaluasi program-program, proses dan hasil-hasil pembelajaran yang harus memenuhi kriteria konsistensi dan keefektifan secara internal. Sedangkan Plomp (1999) menambahkan kriteria "dapat menunjukkan nilai tambah" selain ketiga kriteria tersebut.
Haryati (2012), Yang Ying Ming dkk. (2005), Kauffman (2009), menyatakan bahwa model adalah suatu deskripsi naratif untuk menggambarkan prosedur atau langkah-langkah dalam mencapai satu tujuan khusus, dan langkah-langkah tersebut dapat dipergunakan untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan. Law & Kelton (1991) dan Sudarman (1998) mengemukakan bahwa model adalah representasi suatu sistem yang dipandang dapat mewakili sistem yang sesungguhnya.
Bruce & Marsha, (1986) mengemukakan beberapa key ideal yang perlu kita pahami sebagai komponen suatu model pembelajaran yaitu (1) syntax, yaitu langkah-langkah operasional pembelajaran, (2) social system, (3) principles of reaction, (4) support system, dan (5) instructional:
1.        Struktur (Syntax) Pengajaran Model
Konsep yang disebut sebagai sintak menggambarkan bagaimana model pembelajaran memberikan pengalaman yang kongkrit, sehingga memperoleh pengalaman lebih banyak. Juga memberi peluang untuk merefleksikan pengalaman itu dalam proses generalisasi dan abstraksi berkait aktivitas pengalaman berikutnya (Apdoludin  Wiryotinoyo M. & Hdiyanto. 2017, Wayan & Nyoman, 2016)
2.        Sistem Sosial
Sistem sosial yang mendukung dalam model DAT adalah kerja sama, kebebasan intelektual, dan kesamaan derajat dalam kelompok. Dalam proses kerja sama, interaksi siswa didorong dan digalakkan. Lingkungan intelektual ditandai oleh sifat terbuka terhadap berbagai ide yang relevan. Partisipasi guru dan siswa dalam pembelajaran dilandasi oleh paradigma persamaan derajat dalam mengakomodasikan segala ide yang berkembang. (Bruce & Calhoun 2009)
3.      Peran atau Tugas Guru
Peran dan tugas guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator dan mediator (Bruce, & Calhoun, 2009, Slavin, 1995; Song & Hill, 2007) guru memberikan tanggapan dan respons di setiap tahap pengajaran. Ketika menggunakan tugas-tugas kognitif dalam setiap strategi pengajaran, guru harus yakin bahwa tugas-tugas kognitif tersebut muncul dengan instruksi yang optimal dan juga pada saat yang tepat. Mengatur tugas-tugas mengharuskan guru mengkaji seperangkat data secara utuh sebelum melakukan kategorisasi, lalu dilanjutkan dengan mencari hubungan-hubungan. Tugas mental utama guru dalam cara kerja strategi-strategi ini adalah memonitor bagaimana siswa memproses informasi dan kemudian mengajukan pertanyaan-perntanyaan yang relevan. Tugas penting bagi guru adalah merasakan kesiapan siswa untuk menjalani pengalaman-pengalaman dan kativitas-aktivitas kognitif yang baru dengan cara mengasimilasikan dan menggunakan pengalaman-pengalaman ini.

4.    Sistem Pendukung
Sistem pendukung dalam model DAT adalah segala sesuatu  yang diperlukan oleh siswa untuk dapat menggali informasi yang sesuai guna mencapai tujuan pembelajaran, seperti lembar kerja siswa, media pembelajaran, dan buku atau kitab penunjang. Penerapan utama dari sistem pendukung model DAT adalah mengembangkan kapasitas berpikir. Siswa perlu dituntut untuk mencerna dan memproses berbagai informasi. Model ini dapat diterapkan dalam pembelajaran Kitab Kuning di pesantren. Menginduksi siswa untuk melampaui data yang diberikan merupakan upaya sadar untuk meningkatkan pola berpikir produktif dan kreatif. Proses-proses induktif kemudian meliputi pemrosesan informasi secara kreatif, seperti penggunaan informasi secara memusatkan untuk memecahkan masalah.
5.    Dampak-dampak Pembelajaran Menggunakan Model DAT
            Dampak pembelajaran dengan model DAT adalah adanya pemahaman konsep yang lebih mendalam dalam pikiran siswa sehingga dapat menemukan ilmu tersirat dan hasil belajar yang tinggi. Sedangkan dampak pengiringnya adalah meningkatkan antusiasme belajar Kitab Kuning siswa, dan menimbulkan sikap kritis dan kebiasaan berpikir kreatif siswa. (Apdoludin, Wiryotinoyo & Hadiyanto (2017)

METODOLOGI PENELITIAN
Pengembangan model pada penelitian ini disebut sebagai model DAT untuk Pembelajaran Kitab Kuning dengan teknik eksperimen dengan desain control group posttes desaign.. Metode pengembangan dalam penelitian ini merujuk pada model tahap R & D yang direkomendasikan Borg & Gall (2003), Sugiarto dan Wibawa (2017) dan Cennamo & Kalk (2005: 6) dan Plomp (1997). Pengembangan menurut Plomp meliputi: (1) fase studi pendahuluan (preliminary investigation), (2) fase pembuatan desain (design), (3) fase merealisasikan desain (realization/construction), (4) fase melakukan tes, evaluasi dan revisi.
Penelitian ini menggunakan dua kelas paralel, dua kelas sebagai kelompok kontrol yang menggunakan model konvensional dan dua kelas lainnya sebagai kelompok eksperimen yang diterapkan model DAT. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI Pesantren Al-Hidayah Pemerintah Provinsi Jambi sebanyak 72 siswa. Teknik penyampelan yang digunakan adalah simple random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 36 siswa. Teknik pengumpulan data meliputi data pengembangan model dan data eksperimen. Validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi dengan dikonsultasikan kepada ahlinya. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Teknis analisis data menggunakan uji-t.

 
HASIL PENELITIAN
Hasil pengembangan model DAT pada tahapan bimbingan mandiri
Komponen Model DAT
Pada Bimbingan
Isi Model DAT
Pada Bimbingan Mandiri
Out put Model DAT
Pada Bimbingan Mandiri
Analisis Kebutuhan
1.        Mengumpulkan Informasi
2.        Mengidentifikasi Karakteristik siswa
3.        Mengidentifikasi Kemampuan awal
4.        Mengidentifikasi prioritas dan tujuan
1.        Siswa mampu memahami konsep yang diberikan
2.        Siswa mampu menganalisis materi secara mendalam
Memberikan konsep materi

1.        Menyeleksi topik debat
2.        Memberikan konsep debat
3.        Konsep berorientasi pada DAT
4.        Berikan konsep yang kontroversi
5.        Berikan umpan balik
Rencana Pembelajaran
Menetukan dan menjelaskan:
1.        Standar Kompetensi
2.        Kompetensi Dasar
3.        Indikator
4.        Alokasi Waktu
5.        Tujuan Pembelajaran
6.        Materi Pembelajaran
7.        Pembelajaran dengan Model DAT
8.        Kegiatan Pemebelajaran
Menyupervisi
1.       Mengamati perilaku dan perubahan kemampuan siswa
2.       Membina kerjasama
3.       Membimbing
4.       Memotivasi
5.       Menilai
Mengembang
Kan  Strategi
1.     Mengorganisasikan pembelajaran
2.     Mengelola pembelajaran
3.     Menarik perhatian
4.     Memberikan stimulus
5.     Menilai kemampuan
Evaluasi
1.     Proses bimbingan mandiri
2.     Kompetensi yang dilatih
3.     Tujuan pembelajaran
4.     Hasil akhir bimbingan mandiri

Tabel di atas menjelaskan komponen model DAT untuk pembelajaran Kitab Kuning pada tahap bimbingan mandiri, isi komponen model pada tahap bimbingan mandiri dan sasaran model pada ahap bimbingan mandiri, masing-masing komponen terdiri dari beberapa isi model dan sasaran model yang jelas dan dapat di pahami dengan mudah.

Hasil pengembangan model DAT pada tahapan Kegiatan di Asrama
Komponen Model DAT
Pada Kegiatan di Asrama
Isi Model DAT
Pada Kegiatan di Asrama
Out put Model DAT
Pada Kegiatan di Asrama
Muraja’ah Pembelajaran bersama:
1.     Pakar Kitab Kuning
2.    
Bersambung kehalaman 6
 
Pakar teknologi pembelajaran
Tugas siswa adalah sebagai berikut:
1.     Mengulangi konsep
2.     Menganalisis materi secara mendalam
Siswa siap mengikuti pembelajaran dengan model DAT di kelas


Sambungan halaman 5
Komponen Model DAT
Pada Kegiatan di Asrama
Isi Model DAT
Pada Kegiatan di Asrama
Out put Model DAT
Pada Kegiatan di Asrama
3.     Guru/pengasuh
4.     Mudabbir
5.     Teman sebaya
6.     Mandiri
3.     Berfikir kritis
4.     Memahami
5.     Mempraktekkan
6.     Menayakan
7.     Menjawab
8.     Menemukan
Siswa siap mengikuti pembelajaran dengan model DAT di kelas


Tabel di atas dapat diketahui komponen model DAT untuk pembelajaran Kitab Kuning pada tahap kegiatan di asrama, isi komponen model dan sasaran model yang sangat jelas dan dapat di pahami dengan mudah oleh siswa sebagai persiapan sebelum melaksanakan aktivitas didalam kelas.

Hasil pengembangan model DAT pada tahapan Aktivitas guru dan siswa di kelas
Komponen Model DAT
Pada Aktivitas di Kelas
Isi Model DAT
Pada Aktivitas di Kelas
Out put Model DAT
Komunikasi informasi kesiapan pembelajaran
1.         Terkomunikasikannya obyek belajar
2.         Siswa memperoleh informasi dari dari guru
3.         Siswa melakukan kegiatan belajar dan penugasan dari guru
4.         Membentuk kelompok pro dan kontra
5.         Menentukan pembicara utama
6.         Membaca tata tertib debat
1.     Siswa mampu menemukan pemahaman baru
2.     Hasil belajar yang tinggi
3.     Kesiapan mengajar atau berdakwah
Membimbing

1.       Memusatkan perhatian peserta didik pada tujuan dan topik debat
2.       Meluruskan alur berpikir peserta didik
3.       Menciptakan situasi debat yang kondusif.
4.       Memberi stimulus
5.       Mencegah monopoli pembicaraan
Strategi
1.        Mendorong pembelajaran secara aktif
2.        Menumbuhkan rasa percaya diri
3.        Mendorong siswa menyelidiki masalah
4.        Mendorong siswa menemukan ilmu baru dari topok yang diperdebatkan
5.        Mendorong siswa untuk menemukan ilmu tersirat
Implementa
Lihat penjelasan Fase implementasi komponen model DAT pada aktivitas di kelas pada buku model
Monitoring
1.      Mengamati perobahan perilaku belajar siswa
2.      Mengidentifikasi masalah pembelajaran
3.      Membimbing dan menjadi “teman” belajar
4.      Mengamati minat dan bakat siswa
Memberikan motivasi
Bersambung kehalaman 7



Sambungan halaman 6
Komponen Model DAT
Pada Aktivitas di Kelas
Isi Model DAT
Pada Aktivitas di Kelas
Sasaran Model DAT
Pada Aktivitas di Kelas
Evaluasi
Formatif
1.     Pemahaman
2.     Keberanian
3.     Kelancaran berbicara
4.     Kerjasama tim
Out put model DAT
1.        Siswa dapat menemukan pemahaman baru
2.        Hasil belajar yang tinggi
3.        Kesiapan mengajar atau berdakwah
Revisi
1.     Meringkas data yang ditemukan pada evaluasi sumatif
2.     Mengetahui letak masalah dan solusinya
3.     Menerima masukan dari siswa
Evaluasi Sumatif
Mengevaluasi model DAT yang sudah diperbaiki untuk mengetahui apakah model layak digunakan atau tidak

Tabel di atas menjelaskan komponen model DAT untuk pembelajaran Kitab Kuning pada tahap pembelajaran di kelas, isi komponen model dan sasaran model, masisng-masing komponen model dapat di pahami dengan mudah. Dengan demikian pembelajaran Kitab Kuning dengan model DAT dapat terlaksana dengan baik.
PROSES PENGEMBANGAN MODEL
Proses pengembangan model melibatkan 2 orang guru sebagai pengajar Kitab Kuning pada mata pelajaran Nahwu dan Tafsir,  yang ada di  pesantren Al-Hidayah Kecamatan Kota Baru Kota Jambi dimana lokasi Model DAT akan diujicobakan dan dibantu oleh 4 guru sebagai pengasuh asrama serta validator ahli materi dan ahli pembelajaran. Pelibatan mereka dianggap perlu untuk menentukan  kerangka model berikut struktur, komponen, indikator, proses, sekaligus panduan yang akan menjadi acuan dalam menerapkan model DAT. Peneliti mempersiapkan draft konsep, teori, model, dan buku panduan. Draf yang belum lengkap dimintakan saran, masukan, kritik dari ahli. Model yang dikembangkan tersebut disusun selengkap dan sejelas mungkin untuk dipakai dalam penerapan model, pengambilan data ekperimen, dan acuan dalam pelaksanaan penerapan model DAT.
TAHAP VALIDASI DAN UJICOBA
Hasil validasi model DAT adalah 56 dengan persentase 93,33% (sangat baik) oleh ahli materi, 65 dengan persentase 81,25% (baik) oleh ahli desain pembelajaran, 142 dengan persentase 88,75% (sangat setuju) tanggapan guru, dan 2.576 dengan persentase 89,51% (sangat setuju) oleh siswa.
ASPEK YANG DIPERBAIKI
Berdasarkan komentar dan saran dari pakar pendidikan, pakar Kitab Kuning dan pengguna, maka peneliti melakukan perbaikan-perbaikan diantaranya:
1.    Komponen utama pada model DAT diubah sesuai saran. Sebelumnya (1) komponen model DAT pada bimbingan mandiri, (2) komponen model DAT pada aktivitas di kelas, (3) komponen model DAT kegiatan di asrama di ubah menjadi (1) komponen model DAT pada bimbingan mandiri, (2) komponen model DAT kegiatan di asrama. Dan (3) komponen model DAT pada aktivitas di kelas.
2.    Materi pelajaran ditekankan pada pembelajaran Debat Analisis dan Temuan (DAT) materi yang ditampilkan adalah materi yang mengandung unsur kontroversi terbaru bagi siswa sehingga dapat menumbuhkan semangat debat, materi yang ditampilkan adalah materi yang mengandung ilmu tersirat
3.    Perbaikan-perbaikan selengkapnya dapat dilihat pada disertasi secara keseluruhan.

DESKRIPSI HASIL DATA EKSPERIMEN
Hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada mata pelajaran Nahwu
Gambar Perbandingan hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (kelas XI A PI dan kelas XI IPS B) pada mata pelajaran Nahwu

Gambar di atas menjelaskan perbedaan antara hasil belajar siswa pada kelas XI A PI sebagai pengguna model DAT dengan kelas XI B PI yang menggunakan model konvensional dalam proses pembelajaran Kitab Kuning mata pelajaran Nahwu di pesantren Al Hidayah Kecamatan Kota Baru Kota Jambi.

Hasil uji-t
Tabel Hasil uji-t Data Posttest Mata Pelajaran Nahwu Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Kelompok
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Nilai
Posttest Kelompok kontrol
36
67.2222
10.58600
1.76433
Posttest Kelompok Eksperimen
36
78.0556
10.90726
1.81788

Tabel di atas menjelaskan bahwa mean atau rata-rata kelompok kontrol yang menggunakan model konvensional dalam pembelajaran Nahwu adalah 67,22 sedangkan kelompok eksperimen yang menggunakan model DAT dalam pembelajaran Nahwu adalah 78,05. Hasil uji-t tersebut menunjukkan terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok kontrol yang menggunakan model konvensional dan kelompok eksperimen yang menggunakan model DAT dalam pembelajaran Nahwu.

Kesimpulan
1.    Pengembangan model DAT untuk Pembelajaran Kitab Kuning dengan teknik eksperimen menggunakan model pengembangan pembelajaran Dick and Carey, dimana pada tahap ke-7 menggunakan metode penelitian R&D Borg dan Gall.
2.    Hasil evaluasi pada uji coba diperluas menunjukkan bahwa pembelajaran Kitab Kuning melaui model DAT dapat dipahami oleh siswa dan dapat membantu guru dalam mengajar, hal tersebut dibuktikan oleh tanggapan siswa mencapai 89,51% persetujuan siswa dengan katagori sangat setuju (lihat tabel 18 Hasil tanggapan siswa pada uji coba diperluas) dan 75,83% persetujuan guru terhadap kelayakan model DAT.
3.    Hasil evaluasi melalui eksperimen model menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara siswa yang menggunakan model DAT dengan siswa yang menggunakan model konvensional dalam pembelajaran Kitab Kuning di pesantren Al Hidayah Kecamatan Kota Baru Kota Jambi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHUTBAH JUM'AT: LIMA KARAKTER ORANG BERTAQWA SEBAGAI HASIL DIDIKAN RAMADHAN

STKIP MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO SOLUSI TERBAIK UNTUK CALON GURU MASA DEPAN