Pesantren dan Kitab Kuning


Orientasi Pendidikan Pesantren adalah pembentukan amalus-solikhah, yang meliputi tidak hanya Islamologi tetapi juga aspek afektif yang harus lebih dominan dari yang kognitif dalam upaya membentuk individu dan kesalehan sosial, hal ini dapat tercapai apabila model pembelajaran yang diterapkan beorientasi pada tujuan pendidikan pesantren. Pembentukan kesalehan adalah karena iman dan pengabdian yang tertanam kepada Tuhan. Oleh karena itu, pendidikan pesantren tidak hanya terfokus pada tafakuh fiddin, tapi juga membimbing siswa untuk menghargai ciptaan Tuhan yang maha kuasa sehingga iman dan pengabdian mereka terus meningkat. Iman dan pengabdian termasuk tafakur dan tadahbur tentang kekuatan dan penciptaan Tuhan Yang Maha Esa akan dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan pendidikan pesantren.
Pada dasarnya Kitab Kuning mempunyai arti sebagai istilah yang diberikan oleh ulama terdahulu kepada kitab yang berbahasa Arab tanpa harokat dan arti yang biasanya menggunakan kertas berwarna kuning. Istilah Kitab Kuning muncul dilingkungan pondok pesantren yang ditunjukan kepada kitab-kitab ajaran islam yang ditulis dengan berbahasa Arab tanpa harokat dan tanpa arti, Kitab Kuning ini sebagai standar bagi santri dalam memahami ajaran islam. Kitab Kuning biasanya ditulis atau cetakan memakai huruf-huruf Arab dalam Bahasa Arab, melayu, jawa, dan sebagainya yang berasal sekitar abad XI hingga XVI masehi (Bruinnessen M. V. 1995)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KHUTBAH JUM'AT: LIMA KARAKTER ORANG BERTAQWA SEBAGAI HASIL DIDIKAN RAMADHAN

STKIP MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO SOLUSI TERBAIK UNTUK CALON GURU MASA DEPAN